Siapa yang tidak kenal aktivitas selfie, aktifitas menyenangkan yang bisa di lakukan kapan dan dimana saja dengan  hanya bermodal sebuah smartphone. Kegiatan mengasyikan yang satu ini ternyata sangat berbahaya  bahkan lebih bahaya dari pada di gigit oleh Hiu. Bagaimana bisa hal seperti itu terjadi?
Sebuah media di Amerika baru-baru ini merilis bahwa pada tahun lebih banyak orang yang meninggal akibat selfie dari pada yang meninggal akibat serangan hiu. Menurut data yag di lansir situt Mashable  sebanyak 12 orang dinyatakan meninggal dunia akibat kegiatan selfie tersebut, sementara kematian akibat serangan hiu hanya 8 jiwa.
Para ahli mengatakan, kematian yang di alami oleh orang-orang tersebut adalah kerena sikap ceroboh yang mereka lakukan  saat melakukan selfie tersebut. Mereka rela menantang maut demi mendapatkan hasil gambar yang berbeda dari yan lain yang semata-mata hanya ingin menarik perhatian teman-teman mereka di sosial media.
Beberapa kasus yang terjadi baru-baru ini yaitu seorang pria berusia lanjut asal Jepang  meninngal dunia  akibat terjatuh saat mengambil gambar di Royal Gate, dikasus lain yang sangat mengerikan adalah dua remaja asal rusia tewas saat mencoba berfose dengan  sebutir granat dengan pin bom tersebut sudah di cabut.
Sebenanya masih banyak kasus-kasus lainnya seperti tewas saat selfie di telan oleh ombak laut dan tewas terjatuh dari ketinggian. Masihkah anda ingin melakukan selfie? Sebenarnya tidak masalah jika selfie tersebut di lakukan dengan sewajarnya dan tidak membahayakan nyawa kita namun jika sudah berlebihan tentu kita sendiri yang akan menanggung akibatnya. Ingat, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.


Sering kali game dapat mmenyebabbkan hal-hal buruk dan kecanduan. namun tidak semua game seperti itu, game juga bisa membuat kita pintar. berikut merupakan tiga game yang bikin kita tambah pintar.
1.Profesor Simone Kuhn
Profesor Simone Kuhn juga meneliti efek dari video game pada otak. Dalam satu studi di Max-Planck Institute of Human Development, Ia menggunakan teknologi fMRI (functional MRI) untuk mempelajari otak dari subjek relawan saat mereka bermain Super Mario 64 DS selama dua bulan. Yang paling mengagumkan adalah Ia menemukan bahwa tiga area otak telah tumbuh, yakni prefrontal cortex, right hippocampus, dan cerebellum (otak kecil).
Semua bagian otak tersebut terlibat dalam navigasi dan kontrol motorik halus. Visual layout game ini memiliki khas pada tampilan 3D di bagian atas dan tampilan 2D di bagian bawah. Prof Kuhn percaya bahwa mengarahkan secara bersamaan dengan cara yang berbeda bisa merangsang pertumbuhan otak
2. Sonic the Hedgeho
Untuk menguji apakah mungkin game off-the-shelf membawa manfaat yang sama dengan pemain yang susah berumur, Horizon BBC merekrut sekelompok kecil relawan berumur tua dari kompleks perumahan pensiunan di Glasgow. Mereka belajar untuk memainkan karting game populer, Sonic the Hedgehog dengan jangka waktu sampai sekitar 15 jam setiap hari selama lima minggu.
Working memory dan attention spans dari masing-masing relawan diuji sebelum dan sesudah penelitian ini. Rata-rata, kedua nilai tersebut meningkat sekitar 30%. Meskipun ini hanya sebuah tes kecil, diyakini studi ilmiah yang lebih besar akan terus ada untuk mengeksplorasi efek dari bermain video game.
3. Underground
Dr Henk ten Cate Hoedemaker adalah orang yang menciptakan Underground. Ia menjelaskan bagaimana game ini dapat membantu melatih ahli bedah keyhole (bedah operasi yang membuat sebuah lubang yang sangat kecil di tubuh pasien untuk meraih organ di dalamnya). Game Underground dirancang untuk mengasah keterampilah profesi ahli bedah keyhole.
Dalam permainan, pemain harus membimbing anak dan robot hewan peliharaan keluar dari tambang. Pemain harus bisa menggunakan pengendali yang meniru alat yang digunakan dalam operasi. Kenyataannya, mereka yang terampil dalam game ini juga melakukan hasil yang lebih baik dalam tes keterampilan bedah mereka.